Beradaptasi di Tanah Rantau


Masih ingat dulu awalnya tidak diizinkan oleh orang tua untuk kuliah di Universitas Indonesia. Alasannya karena tidak ada saudara di Jakarta. Orang tua masih khawatir melepas anak perempuannya sendirian di tanah rantau yang cukup jauh. Dengan berbagai  pertimbangan akhirnya awal semester dua kelas tiga SMA, orang tua mengizinkan untuk mendaftar di Universitas Indonesia. Alhamdulillah pada bulan Mei 2011 Allah mengabulkan doa-doa kami. Saya adalah tipe orang yang akan berkembang jika diberi tantangan. Selain itu, lebih suka learning by doing. Lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba. Terima kasih orang tua yang telah memberi restu merantau agar saya dapat belajar banyak hal.

Awal merantau saya bersyukur mempunyai keluarga pengganti di tanah rantau. Teman-teman dari Kebumen yang sering menemani hari-hari di asrama. Saya jarang sekali merasakan homesick. Di kampus saya juga berteman dengan siapa saja mulai dari anak nongkrong Kansas, anak mushola, anak organisasi, dan lain-lain. Tidak masalah berteman dengan siapa saja asalkan kita memegang prinsip dengan kuat. Jangan sampai melampau batas-batas prinsip yang kita pegang.

Seringkali keperluan kuliah tidak tercukupi. Mencari uang tambahan melalui kerja freelance menjadi pilihan. Salah satu yang paling saya ingat adalah mengajar les privat. Waktu itu malam hari saya mengajar di daerah Cibubur. Seminggu tiga kali, saya mengendarai motor sendiri Depok-Cibubur melewati jalan yang macet. Terkadang hujan deras saat malam. Pernah sekali saya terjebak banjir hingga motor saya mogok di tempat yang jauh dari kosan. Untung motor dapat dinyalakan kembali setelah didiamkan dan melewati genangan air. Pernah sedang capek-capeknya, pandangan saya agak kabur saat mengendarai malam-malam. Untung sampai kosan dengan selamat. Saya menikmati mencari tambahan uang saku dengan kerja keras sendiri. Saat itu, saya merasa senang dan tidak mengeluh walaupun kadang menemui rintangan.

Networking saat mahasiswa sangat penting. Kesempatan-kesempatan yang saya dapat saya ini tidak datang begitu saja. Namun, hasil dari usaha networking saat masih menjadi mahasiswa. Status mahasiswa sangat mendukung untuk belajar dari banyak orang dengan latar belakang dan kompetensi berbeda-beda. Ketika datang ke sebuah event, jangan hanya menjadi pendengar pasif. Carilah kenalan dan sharing tentang ide masing-masing.

Masa kuliah sudah berakhir. 2011-2018 bukanlah waktu yang singkat. Terima kasih atas segala pembelajaran berharga. Dulu belajar, sekarang saatnya mengamalkan 😊 Ganbatte ne!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliner di Jalan Alor, Kuala Lumpur

Car Free Day Antara Olahraga dan Wisata Kuliner

Wisata Keluarga ke Pantai Suwuk, Kebumen