Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Bandung Penuh Kenangan

Gambar
Dulu jaman kuliah kadang ke Bandung buat liburan di pertengahan semester. Beberapa temen dulu kuliah di ITB jadi ada temen main kalau kesana. Seperti Jogja, Bandung punya banyak kenangan jaman masih muda. Apa yang spesial dari Bandung buat saya? Bandung, kota yang cukup aman untuk solo travelling. Orangnya juga ramah-ramah. Saya suka berjalan kaki. Dari beberapa kota yang saya kunjungi di Indonesia, Bandung paling nyaman untuk menjelah kota dengan berjalan kaki. Pilihan tempat terbuka juga cukup banyak. Ingat jaman dulu suka ke CFD hari minggu pagi di jalan Dago, jalan dari ujung ke ujungnya. Banyak yang menjual makanan khas Bandung. Sarapan di car free day bareng teman. Pernah juga eksplor Lembang bersama teman-teman SMA yang kuliah di ITB dan Undap waktu jadi mahasiswa tingkat akhir dulu. Minggu ini sempat ke Bandung dua hari. Mengunjungi kota ini lagi setelah sekian lama ternyata kenangan di setiap sudutnya masih ada. Ke Bandung bukan dalam rangka liburan sayangnya. Sebel

Goodbye Things (Part 2)

Gambar
Sekarang sedang ngetrend orang-orang mulai hidup minimalis. Di bulan lalu, saya sudah posting mengenai hidup minimalis ala orang Jepang part 1. Di buku karya Fumio Sasaki ada 70 tips untuk hidup minimal. Saya akan rangkum beberapa tips di tulisan singkat kali ini. Buang dalam tulisan ini bukan maksudnya selalu dibuang ke tempat sampah ya. Bisa juga diberikan ke orang lain atau dijual kembali. Semoga bermanfaat :) 1. Buang jauh-jauh pikiran bahwa kita tidak mampu membuang barang. Kita semua sebenarnya mampu berpisah dengan harta benda kita. Penyebab kemampuan itu belum terwujud adalah kita belum punya "pengalaman membuang". Kita tidak terbiasa membuang barang. Malah sebaliknya, kita terbiasa menyimpan barang. Membuang barang memang membutuhkan keterampilan. Hidup minimalis pun begitu. Kita tidak menguasai membereskan dan menyingkirkan barang dalam semalam. Tidak perlu memaksakan menyingkirkan semuanya dalam waktu satu malam. Kita justru perlu memikirkan alasan menga