Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Semudah itukah menyerah?

Bagaimana kau bisa katakan tak menemukan ketika kau tak mencari? Bagaimana kau bisa katakan tak berhasil ketika kau tak mencoba? Bagaimana kau bisa katakan tak mampu ketika kau tak berlatih? Bagaimana kau bisa katakan tak tahu ketika kau tak belajar? Bagaimana kau bisa katakan tak memahami ketika kau tak peduli? Semudah itukah menyerah? Hidup ini tentang perjuangan Nak Jangan berharap diperjuangkan bila kau tak berjuang Mimpi tanpa perjuangan itu cuma akan jadi omong kosong Jangan tertidur di dalam dongeng Bangunlah Depok, 21 April 2016

Nekat Akhirnya Suka Beneran

Terima kasih untuk Bapak Ibu yang telah percaya pada pilihanku Kata Bapak jika dirangkum mungkin begini “Apapun yang kamu pilih yang penting kamu harus mau bekerja keras. Jalan ini mungkin akan sunyi. Belajarlah dan beri manfaat pada orang lain. Hidup ini seperti menjadi bekal untuk pulang” Oke, setelah tulisan sebelumnya bahas tentang pilihan S2, sekarang gue pengen iseng nulis adaptasi studi lintas keilmuan. Sebenernya nulis ini gara-gara lagi lelah dengan revisi proposal tesis. Ah, andai nulis tesis selancar nulis curhatan ini. Haha. Buat yang kadang tanya gimana kuliahnya (cie, mau banget ditanya ya Ras) , semoga tulisan ini agak menjawab ya. Awal masuk kuliah, untungnya ada matrikulasi dulu sebanyak 6 pertemuan (eh atau 7 ya, maafkan agak lupa). Nah, materi matrikulasi ini semacam pengantar sebelum kuliah yang sebenarnya. Karena ga semua mahasiswa itu studi S1nya linier dengan S2nya. Salah satu contohnya gue. Ada juga anak hukum, akuntansi, pertanian, dan lain-lain. Matrik

Kadang Kita Perlu Nekat

Gambar
Salah satu keputusan besar yang gue ambil dalam hidup ini adalah pindah pilihan studi magister. Waktu S1 gue ambil program studi Jepang. Dulu jaman SMA, penasaran sama kebudayaan Jepang yang keliatannya keren banget. Masyarakat modern yang ga ngelupaan budaya mereka.  Bangsa yang kokoh adalah bangsa yang tidak meninggalkan budayanya. Oke, gue akhirnya milih program studi Jepang dengan bayangan abis lulus kerja di perusahaan Jepang. Menjelang kelulusan, gue mempertanyakan rencana hidup. Dilematis anak menjelang 22 tahun. Lulus terus kerja di perusahaan Jepang itu rencana awal. Udah gitu aja? Gue merasa ada hal lain yang perlu diperjuangkan. Ilmu yang gue punya dirasa masih nanggung. Yap, mimpi gue belum selesai. Dengan segala resiko yang belum sempet gue ukur, gue beranikan diri untuk pindah bidang studi. Ilmu Kesejahteraan Sosial peminatan Otonomi dan Pembangunan Lokal jadi pilihan gue. Kenapa? Bahkan saat itu gue belum punya jawaban pastinya kenapa. Modal nekat dan penasaran. Haha.

Dear Noone

Seorang teman bertanya “Bagaimana tahu kita yakin dengan seseorang?” Seorang teman lain menjawab “Ternyata kita tahu bukan saat kita bersama seseorang namun saat dia tak lagi bersama kita” Memang aneh tapi nyatanya benar Saat jauh ternyata kita baru tahu apakah seseorang itu berharga untuk kita Apakah kita benar-benar membutuhkannya Apakah kita mampu menurunkan ego untuk lebih menilai diri Mencoba melihat dari sudut pandang lain Mungkin kita yang kurang menghargai hal-hal ketika bersama Mungkin kita baru menyadari perjuangannya Pada akhirnya kehilangan memberi banyak pelajaran Bahwa diri ini juga tak lepas dari kekurangan Entah apa yang ada nanti Aku ingin menjadi versi lebih baik Untukku, kamu, kita, keluarga dan agama kita Kebumen, 6 Maret 2017

Indonesia Membangun dari Pinggir Melalui Dana Desa

Gambar
Desentralisasi seringkali dianggap sebagai cara terbaik guna mewujudkan pemerintahan yang demokratis. Hal ini karena di tingkatan praksis, desentralisasi menyertakan prosedur guna mempertanggungjawabkan sumber kekuasaan yang berasal dari rakyat, pilihan strategi untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat, serta rangkaian mekanisme yang diatur secara absah mengenai cara terbaik untuk melayani kebutuhan rakyat (Juliantara dalam Erviantono, 2014). Desentralisasi menghargai keragaman di setiap komunitas lokal dan kondisi ini erat kaitannya dengan pemberdayaan sekaligus perwujudan nilai-nilai demokratisasi. Penyelenggaraan desentralisasi dipandang sebagai sebuah keharusan saat negara harus berhadap-hadapan dengan arus besar globalisasi yang menghendaki penanaganan masalah-masalah kenegaraan dan kebangsaan yang berpijak pada universalisme nilai-nilai demokrasi, seperti konsep penyelengaraan good governance. Globalisasi dipahami sebagai sebuah desakan pengaruh atau daya yang bergerak keata