Goodbye Things (Part 2)

Hasil gambar untuk gaya hidup minimalis



Sekarang sedang ngetrend orang-orang mulai hidup minimalis. Di bulan lalu, saya sudah posting mengenai hidup minimalis ala orang Jepang part 1. Di buku karya Fumio Sasaki ada 70 tips untuk hidup minimal. Saya akan rangkum beberapa tips di tulisan singkat kali ini. Buang dalam tulisan ini bukan maksudnya selalu dibuang ke tempat sampah ya. Bisa juga diberikan ke orang lain atau dijual kembali. Semoga bermanfaat :)

1. Buang jauh-jauh pikiran bahwa kita tidak mampu membuang barang.
Kita semua sebenarnya mampu berpisah dengan harta benda kita. Penyebab kemampuan itu belum terwujud adalah kita belum punya "pengalaman membuang". Kita tidak terbiasa membuang barang. Malah sebaliknya, kita terbiasa menyimpan barang. Membuang barang memang membutuhkan keterampilan. Hidup minimalis pun begitu. Kita tidak menguasai membereskan dan menyingkirkan barang dalam semalam. Tidak perlu memaksakan menyingkirkan semuanya dalam waktu satu malam. Kita justru perlu memikirkan alasan mengapa ada barang yang sulit sekali kita buang. Minimalis memang tidak mudah, tapi tidak mustahil.

2. Dengan membuang, sebetulnya ada yang bertambah.
Mungkin tak terpikir sebelumnya, tapi menyingkirkan barang-barang berlebih sebetulnya memberi kita banyak hal. Contohnya saja: waktu, ruang, kebebasan, dan energi.Kapasitas benar, energi, dan waktu kita berbatas. Jangan habiskan untuk hal-hal yang sebetulnya bisa lebih sederhana. Tidak perlu memikirkan nilai uang yang sudah dibelanjakan ketika membuang barang. Karena waktu dan energi yang kita miliki bernilai berharga juga.

3. Jangan tunda-tunda, buang satu barang yang tidak penting sekarang juga :) Mulailah dengan membuang barang yang jelas-jelas merupakan sampah. Kemudian, kurangi barang-barang "kembar", barang-barang yang fungsinya sama. Cobalah mengurangi benda-benda persis sama menjadi hanya satu benda. Kemudian, buang barang yang sudah setahun menganggur. Kemungkinan besar, barang tersebut memang sudah tidak kita perlukan lagi. Buang juga barang yang sudah kita lupakan, barang yang bahkan kita lupa memilikinya. Buang juga barang yang dibeli hanya demi citra diri."Jebakan" kesan gaya hidup sukses sangat menggoda, tapi cobalah pertimbangan  melepas beberapa barang yang disimpa hanya untuk pamer. Bedakan keinginan dengan kebutuhan ya :)

4. Dokumentasikan barang-barang yang sulit dibuang. Membuang barang dan membuang kenangan adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Sepanjang masih ada gambar yang dilihat, tidaklah sulit untuk mengingat lagi suatu pengalaman. Beralih ke foto digital untuk mempermudah mengenang sesuatu.

5. Merapikan tidak sama dengan meminimalkan. Alih-alih mengandalkan teknik mengatur barang, pertama-tama perlu kita fokuskan adalah mengurangi jumlah barang yang kita miliki. Setelah selesai, tempat kita pun menjadi lebih rapi dengan sendirinya. Perlu diingat, barang bagaikan teman sekamar, tapi kita yang membayar sewanya, "Benda" tidak akan ikut membayar biaya rumah tangga dan jelas tidak bisa ikut turun ke dapur. Benda malah menambah pekerjaan kita. Apakah kita mau terus menerus membiayai tempat tinggalnya? Lebih baik keluarkan saja. Biarkan ruang "tak terpakai" tetap kosong. Area tanpa barang memberi kita rasa merdeka dan menjaga pikiran kita terbuka pada hal-hal yang lebih penting dalam hidup.

6. Ucapkan selamat tinggal pada diri yang dulu. Berhenti berpegang pada "kelak". Setiap kali membuang sesuatu, penting bagi kita untuk mempertimbangkan apakah barang itu dibutuhkan sekarang juga. Berpegang pada hal-hal yang sudah lalu sama sia-sianya dengan mencoba menyiapkan diri untuk kelak yang tak kunjung datang.

7. Sewalah barang yang bisa disewa. Tidak perlu membeli karena akan menyita fokusmu untuk merawat dan memiliharanya

Sekian tips part 2 ini. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.


Sumber gambar : https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/keuntungan-gaya-hidup-minimalis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuliner di Jalan Alor, Kuala Lumpur

Car Free Day Antara Olahraga dan Wisata Kuliner

Wisata Keluarga ke Pantai Suwuk, Kebumen