Ibu, Terima Kasih
Ibu terima
kasih telah bersedia untuk tinggal di Kebumen setelah menikah. Pindah dari kota
menuju pinggiran Kebumen yang saat itu bahkan belum ada listrik. Hidup di
keluarga berkecukupan namun rela memulai cerita baru di sebuah rumah kontrakan
tua yang kata orang berhantu itu. Terima kasih telah memilih Bapak yang luar
biasa menyayangi keluarga kita. Terima kasih telah mengajari untuk tidak
mengeluh ketika melewati berbagai masa sulit dalam keluarga kita.
1998. Kita
ingat masa sulit saat krisis ekonomi dulu. Saat itu Ibu kuliah di Jogja, melanjutkan
D3 menuju S1. Karena harus memilih, Ibu pun berhenti kuliah. Terima kasih saat
itu telah memprioritaskan kebutuhan aku dan Esti. Hingga belasan tahun
kemudian, Ibu baru berkesempatan melanjutkan kuliah dan Alhamdulillah
menamatkan S1 Ibu. I am proud of you. Mungkin kejadian itu membuat Ibu sangat
menginginkan aku segera menyelesaikan pendidikan. Karena setelah menikah jika
harus memilih mungkin aku juga akan menunda pendidikan. Maka untuk menghindari
kekhawatiran Ibu, aku selesaikan kuliahku Bu.
Terima
kasih telah menjadi Ibu sekaligus sahabat baik. Tempat yang nyaman untuk
bercerita apapun. Terima kasih telah menjadi ibu yang sangat sabar. Tidak
pernah aku mendengar kata kasar dari mulut ibu bahkan ketika marah. Berbicara
dengan nada tinggi pun jarang sekali aku dengar. Semoga aku bisa belajar untuk
sesabar Ibu ya.
Sehat terus
Ibu. Laras terus belajar dan berjuang untuk jadi anak yang baik untuk Ibu.
Walaupun aku tahu sebaik apapun tidak akan pernah bisa membalas begitu banyak
pengorbanan Ibu. Semoga tahun ini Allah mengabulkan doa kita yang satu itu ya
Ibu 😊
Aku kangen ibuknya Laras ❤
BalasHapusAku juga belum ketemu Ibuknya Anggi hehe. Next holiday yaa
Hapus