Sekilas Cerita Menuju Sarjana
Awalnya saya tidak berniat masuk
Universitas Indonesia. Kampus di wilayah Yogyakarta atau Jawa Tengah menjadi
pilihan saya. Orang tua awalnya juga tidak mendukung untuk kuliah terlalu jauh.
Namun, setelah berkenalan dengan beberapa mahasiswa UI dan mengobrol mengenai
hal-hal yang akan dipelajari di tanah rantau sana, saya kembali berpikir untuk
memilih Universitas Indonesia menjadi pilihan studi saya. Setelah mendapat
restu orang tua, saya memberanikan diri memilih Universitas di SNMPTN Undangan
2011. Saya memilih program studi Jepang Universitas Indonesia sebagai pilihan
pertama. Kenapa Program Studi Jepang? Saya mendapat pelajaran bahasa Jepang
selama dua tahun di SMA sehingga Ayah saya merekomendasikan jurusan tersebut.
Beliau menolak saya mengambil jurusan yang berhubungan dengan ekonomi karena
mainsteam katanya. Selain itu, saya juga kagum dengan budaya dan etos kerja
orang Jepang.
Alhamdulillah, saya diterima di
Program Studi Jepang melalui SNMPTN Undangan 2011. Perjuangan selama sekolah
membuahkan hasil. Terima kasih kepada orang-orang yang mendoakan pilihan saya
untuk kuliah di Universitas Indonesia. Saya harus merantau jauh dari orang tua untuk
pertama kali. Kebumen-Depok bukan pula jarak yang dekat, sekitar 12 jam naik
bis dan 8 jam naik kereta. Saya yakin banyak pelajaran yang akan didapat di
Kampus Perjuangan.
Setelah resmi teregistrasi
menjadi mahasiswa UI, rangkaian kegiatan mahasiswa baru atau akrab disebut
ospek harus dijalani. Berbagai ospek mulai dari tingkat universitas, tingkat
fakultas hingga tingkat jurusan diikuti untuk mendapat IKM aktif. Hal yang
berkesan dari ospek fakultas atau PSA Mabim yaitu prodi Jepang reguler mendapat
Juara 1 Drama Musikal dimana saya ikut menjadi pemain. Disinilah awal mula saya
tertarik ke bidang teater. Selama semester 1, saya disibukkan dengan berlatih
teater. Sempat mendaftar UKM Teater UI dan beberapa kali ikut latihannya.
Selama kurang lebih 2 bulan hampir setiap hari berlatih teater untuk Petang Kreatif
(PK). PK adalah lomba teater antar jurusan di FIB yang bergengsi. Pulang larut
malam bahkan pulang pagi sudah menjadi hal yang biasa. Jam tidur saya
berantakan saat itu padahal jadwal kuliah selalu pagi. Namun, saya tidak merasa
lelah karena teater adalah hal yang sangat menyenangkan. Awal desember,
akhirnya kami tampil. Walaupun tidak mendapat juara, kami bahagia karena
penonton sangat menikmati penampilan kami. Setelah PK selesai, saya berhenti
bermain teater. Banyak orang yang menyesalkan pilihan tersebut karena
menganggap saya mempunyai bakat.
Semester dua, saya mulai aktif di
PERHIMAK UI (Perhimpunan Mahasiswa Kebumen Universitas Indonesia). Saya
mengikuti berbagai kepanitian PERHIMAK UI di antaranya Humas UI Goes to Kebumen
8, PJ Acara Makrab Perhimak UI, B3 (Bimbingan Belajar dan Beastudy). Saya mulai
mengenal banyak temen-teman asal Kebumen yang kuliah di UI. Selain itu, saya
juga mengikuti kepanitiaan Gelar Jepang 18 sebagai staf divisi Dana Usaha dan
Sponsorship. Di tingkat universitas, saya mengikuti kepanitiaan OKK (Orientasi
Kehidupan Kampus) UI sebagai staf divisi edukasi. Tidak semua hal di semester
dua berjalan mulus, saya mulai mengalami galau akademik. Saya sempat ingin
pindah jurusan namun orang tua tidak mengizinkan. IP saya turun cukup drastis
dari semester sebelumnya. Nantinya seiring waktu saya mulai menikmati jurusan
saya.
Amanah yang lebih besar datang
ketika semester 3. Setelah aktif di Perhimak UI, saya dipilih menjadi Wakil
Ketua Perhimak UI Periode 2012/2013. Amanah yang tidak mudah namun memberikan
banyak pelajaran berharga bagi saya. Perhimak UI adalah organisasi yang
mempunyai nilai-nilai keluargaan yang tinggi. Selama semester 3, saya
memfokuskan kegiatan non akademik pada Perhimak UI. Namun, di tengah-tengah
masa jabatan, cobaan datang. Saya terkena tifus sehingga harus beristirahat
total sekitar dua minggu. Padahal saat itu rangkaian acara UI Goes to Kebumen 9
sedang berlangsung.
Semester 4, saya mulai mengikuti
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FIB UI.
Saya bergabung di divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) bersama
Kak Della, Mas Faqih, Arju, Farhan, Uyuy, Inke, dan Umi. Sekitar bulan
Maret-April , saya disibukkan dengan Sekolah Organisasi BEM FIB UI dimana saya
menjadi Project Officer. Saya juga kembali mengikuti kepanitian Gelar Jepang 19
divisi Bazaar. Selain itu, aktivitas di Perhimak UI semester genap cukup padat.
Salah satu kegiatan besarnya yaitu Bimbingan Belajar dan Beastudy (B3) Perhimak
UI dan saya menjadi salah satu Steering Committe. Adik saya, Esti menjadi salah
satu pesertanya. Semester ini, kegiatan non akademik cukup menyita waktu dan
tenaga. Jadwal tidur saya berantakan dan seringkali saya menginap di rumah
bimbel.
Saya purna tugas dari Perhimak UI
di semester 5. Kesibukan non akademik sudah menurun dibandingkan semester sebelumnya. Program
kerja besar di PSDM BEM FIB UI juga sudah terlaksana. Di tahun ketiga, BPH
Gelar Jepang dipegang oleh angkatan
2011. Saya mendapat amanah menjadi Penanggungjawab (PJ) Bidang Bazaar. Ini
merupakan kesempatan untuk berkontribusi lebih untuk jurusan.
Semester 6 disibukan dengan
persiapan Gelar Jepang 20. Sering bertemu dengan pengisi bazaar dan sponsor di
tengah kesibukan kuliah. Berkat divisi Bazaar, saya mulai mengenal dunia
bisnis. Di pertengahan semester, saya bergabung komunitas bisnis, HIPMI UI
(Himpunan Pengusaha Muda UI) batch 3. Saya mendapat banyak teman baru yang
sangat mendukung mimpi-mimpi yang sebelumnya belum pernah saya bayangkan.
Selain itu, saya dipercaya menjadi koordinator acara TIE Event (Twenties,
Ideas, Entrepreneurship Event) yang diadakan HIPMI UI. Acara Gelar Jepang 20
berhasil dengan memuaskan. Pengunjung tetap ramai walaupun pertama kali
diterapkan tiket berbayar. Kami juga bisa mendatangkan bintang tamu dari Jepang
yang disponsori oleh NHK World.
Saya mulai aktif belajar bisnis
di semester 7 bersama HIPMI UI. Saya dipercaya menjadi BPH Kompartemen Media
dan Telekomunikasi. Anggota kompartemen ini hanya 3 orang yaitu saya, Abrar dan
Ammar. Di HIPMI UI, saya mendapat kesempatan banyak belajar mengenai bisnis bersama teman-teman maupun pengusaha muda lain yang telah lebih dulu sukses. Saya juga berkenalan dengan teman-teman yang luar bisa seperti Vivi,
Nafi, Kak Saki, Ayu, dan lain-lain. Saya banyak belajar tentang berani berjuang
dari mereka.
Semester 8 adalah semester
skripsi. Maret-Juni, saya memutuskan untuk fokus mengerjakan skripsi. Berbagai
project dan kegiatan saya tinggalkan demi menyelesaikan skripsi tepat waktu. Salah
satu tantangan dalam mengerjakan skripsi yaitu tema yang masih baru bagi saya.
Walaupun harus berusaha lebih keras belajar mengenai city branding, saya yakin
hal ini akan sangat berguna untuk ke depannya. Judul skripsi saya yaitu City
Branding Sapporo melalui Event Musim Dingin.
Setelah 4 tahun perjuangan, gelar
sarjana akhirnya bisa saya raih. Gelar S. Hum akhirnya berhak menghiasi nama
saya. Namun, perjuangan meraih pendidikan setingi-tingginya belum usai. Hidup
adalah proses belajar yang tiada henti. Dunia paska kampus yang akan saya
hadapi menuntut kemampuan yang lebih tinggi. Jika sarjana belum cukup masih ada
magister dan doktor. Semangat belajar Laras!
Komentar
Posting Komentar